Friday, December 14, 2012

Mengenal Siapakah Yakjuj Dan Makjuj Itu ?

Unikei - Saat ini kalian sedang membaca artikel Mengenal Siapakah Yakjuj Dan Makjuj Itu ? . Dsini Admin juga akan berbagi artikel lain seperti tentang Foto Foto Artis Terbaru, Berita Dalam Negeri Dan Luar Negeri Terbaru Hari Ini, Gosip Artis Terbaru Hari Ini, Kisah-Kisah Religi, Sejarah , Misteri-Misteri Yang Ada Di Dunia,Kisah Berita Atau Artikel Tentang Unik Dan Aneh Yang Ada Di Dunia , Berita Sepak Bola Hari Ini dll dan selamat membaca artikel Mengenal Siapakah Yakjuj Dan Makjuj Itu ?


Gambar Hiasan

Kemunculan sebuah bangsa yang akan mencipta kekacauan serta kerosakan di muka bumi telah ditakdirkan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai salah satu penanda kiamat besar. Siapakah dan bagaimanakah mereka?

Di dalam beberapa hadis tentang tanda-tanda hari kiamat kubra (besar), disebutkan ada sepuluh tanda hari kiamat. Di antaranya adalah keluarnya Ya`juj dan Ma`juj.

Berita tentang keluarnya Ya`juj dan Ma`juj bukan hanya mutawatir, bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 96-97:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ. وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَاوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ.

Maksudnya: "Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah datangnya janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.”

Ibnu Katsir rahimahullahu menerangkan: mereka adalah dari keturunan Adam ‘alaihissalam dari keturunan Nabi Nuh ‘alaihissalam, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terkurung oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain.

Sedangkan makna “min kulli hadabin yansilun” diterangkan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu: yakni turun dari tempat-tempat yang tinggi dengan cepat dengan membuat kerosakan.

Demikian pula disebutkan dalam surat Al-Kahfi ayat 94:

قَالُوا يَاذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي اْلأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا

Maksudnya: “Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj wa Ma`juj merosakkan di permukaan bumi, kami akan siapkan imbalan yang besar agar kiranya engkau membuatkan benteng antara kami dengan mereka.”

Adapun kalimah yang menunjukkan bahawa runtuhnya benteng Dzulqarnain dan keluarnya Ya`juj wa Ma`juj sebagai tanda dekatnya hari kiamat adalah ucapan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada ayat ke-98:

هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ

Maksudnya: “Ini adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku Dia akan menjadikannya hancur luluh…..”

Ibnu Katsir rahimahullahu menyatakan: “Ini adalah dalil yang menunjukkan bahawa mereka tidak akan dapat melubanginya sedikitpun…”

Sedangkan makna “Jika datang janji Rabbku” adalah: Jika telah dekat hari kiamat, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan runtuhkan benteng tersebut. Demikian dikatakan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu.

Ya`juj wa Ma`juj dari keturunan Adam ‘alaihissalam

Ya’juj dan Ma’juj adalah dari jenis manusia keturunan Adam ‘alaihissalam. Tidak seperti yang digambarkan oleh sebahagian orang bahawa mereka bukanlah dari keturunan manusia. Hanya sahaja mereka adalah orang-orang yang merosak serta memiliki sifat dan perangai yang Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan kepada mereka tidak seperti manusia pada umumnya.

Dalil yang menunjukkan bahawa mereka dari jenis manusia keturunan Adam ‘alaihissalam adalah apa yang diriwayatkan dalam Sahih Bukhari dalam Kitabul Anbiya’ bab Qishah Ya’juj dan Ma’juj, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: يَا آدَمُ. فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ. فَيَقُولُ: أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ. قَالَ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ ﭼ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ؟ قَالَ: أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا …

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi kerana azab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kamu satu dan dari Ya’juj dan Ma’juj seribu….” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382)

Dari hadis di atas kita dapatkan beberapa faedah:

Pertama: Ya’juj dan Ma’juj adalah calon penghuni neraka.
Kedua: jumlah Ya’juj dan Ma’juj sangat besar.
Ketiga: bahawa Ya’juj dan Ma’juj dari jenis manusia keturunan Adam.

Sifat-sifat Ya`juj dan Ma`juj

Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeza dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perosak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sepet), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan lain-lain sifat.

Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu, dari Ibnu Harmalah, dari makciknya, dia berkata:

خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ لَدْغَةِ عَقْرَبٍ فَقَالَ: إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لاَ عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ لاَ تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْعُيُونِ شُهْبُ الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dalam keadaan jarinya dibalut kerana disengat kalajengking. Baginda bersabda: “Kamu mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kamu akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sepet) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)

Ya`juj dan Ma`juj Sudah Ada Sekarang

Ya`juj dan Ma`juj sudah ada dan terus dalam keadaan turun-temurun (beranak pinak), tidak meninggal satu orang dari mereka, kecuali lahir seribu orang lebih. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan Al-Hakim rahimahullahu dalam Mustadrak-nya.

Namun alhamdulillah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bentengi mereka dari kita, iaitu dengan sebab menakdirkan munculnya Dzulqarnain yang dengan kemampuannya membuat benteng yang terbuat dari besi dan tembaga.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا. حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لاَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلاً. قَالُوا يَاذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي اْلأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا. قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا. آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ ءَاتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا. فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا. قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا

Maksudnya: “Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang membuat kerosakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar’.” (Al-Kahfi: 92-98)

Kesombongan Ya`juj dan Ma`juj

Ya`juj dan Ma`juj ketika keluar tidaklah melalui sesuatu kecuali dirosaknya. Tidaklah melalui danau kecuali meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia kecuali dibunuhnya sampai ketika mereka merasa menang membantai seluruh penduduk bumi, mereka menentang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya`juj wa Ma`juj.

ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ الْـخُمَرِ وَهُوَ جَبَلُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ قَتَلْنَا مَنْ فِي اْلأَرْضِ هَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ. فَيَرْمُونَ بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ فَيَرُدُّ اللهُ عَلَيْهِمْ نُشَّابَهُمْ مَخْضُوبَةً دَمًا

“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, iaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah)

Yakni mereka mengira bahawa darah tersebut bukti kemenangan mereka melawan penduduk langit. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala binasakan seluruhnya pada ketika kemuncak kesombongan mereka dalam waktu yang hampir bersamaan.

Binasanya Ya'juj dan Ma'juj dengan doa Nabi Isa ‘alaihissalam

Diriwayatkan dari An-Nawwas Ibni Sam’an radhiyallahu ‘anhu dalam hadis yang panjang. Di antaranya sebagai berikut:

إِذْ أَوْحَى اللهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي لاَ يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اْلأَرْضِ فَلاَ يَجِدُونَ فِي اْلأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُ اْلأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ…

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam: Sesungguhnya aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada kemampuan bagi seorang pun untuk memeranginya. Maka biarkanlah mereka hamba-hamba-Ku menuju Thuur. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala keluarkan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi. Kemudian mereka melewati danau Thabariyah, dan meminum seluruh air yang ada padanya. Hingga ketika barisan paling belakang mereka sampai di danau tersebut mereka berkata: “Sungguh dahulu di sini masih ada airnya.” Ketika itu dikepunglah Nabiyullah Isa ‘alaihissalam dan para sahabatnya. Hingga kepala sapi ketika itu lebih berharga untuk mereka daripada seratus dinar kamu sekarang ini. Maka Isa dan para sahabatnya berharap (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengirim sejenis ulat yang menyerang leher mereka. Maka pagi harinya mereka seluruhnya binasa menjadi bangkai-bangkai dalam waktu yang hampir bersamaan. Kemudian turunlah (dari gunung Thuur) Nabiyullah Isa dan para sahabatnya, maka tidak didapati satu jengkal pun tempat kecuali dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk mereka. Maka Nabi Isa ‘alaihissalam pun berharap (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan burung-burung yang lehernya seperti unta, membawa bangkai-bangkai mereka dan kemudian dilemparkan di tempat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki. Kemudian Allah kirimkan hujan yang tidak meninggalkan satu pun rumah mahupun kemah, lalu membasahi bumi hingga menjadi licin. Kemudian dikatakan kepada bumi itu: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalilah berkatmu...” (HR. Muslim)

Wajib Beriman dengan berita Ya`juj wa Ma`juj

Berita tentang Ya`juj wa Ma`juj adalah berita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, sehingga seorang muslim yang beriman wajib menerimanya. Bukankah ciri-ciri orang yang bertakwa adalah beriman kepada hal ghaib yang dikhabarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya? Dan termasuk hal yang ghaib adalah apa yang akan terjadi pada akhir zaman, termasuk berita akan keluarnya Ya`juj wa Ma`juj?

Namun sebahagian kaum muslimin, khususnya kaum Mu’tazilah dan para rasionalis atau orang-orang yang terpengaruh oleh mereka, menolak berita-berita hadis yang -menurut anggapan mereka- tidak masuk akal. Mereka menganggap hadis-hadis tersebut hanya akan membuat orang lari dari Islam.

Ketika mereka mendengarkan hadis-hadis tentang diangkatnya Nabi Isa ‘alaihissalam dalam keadaan hidup, akan turunnya baginda pada akhir zaman, berita tentang Dajjal -yang sudah ada wujudnya dalam keadaan terbelenggu- atau tentang Ya`juj wa Ma`juj yang masih beranak-pinak dan terus menerus berupaya untuk keluar dari benteng yang dibuat oleh Dzulqarnain, dan lain-lainnya. Mereka benar-benar gelisah, panas dadanya seraya berkata: “Untuk apa hadis-hadis seperti ini disampaikan. Hadis-hadis ini akan menjadikan manusia semakin jauh dari Islam.” Mereka melontarkan olok-olok, celaan, dan berbagai macam ucapan penolakan terhadap hadis-hadis tersebut. Keadaan mereka ini serupa seperti yang dikatakan oleh para ulama tentang ahlul bid’ah:

Ahmad bin Sinan Al-Qaththan rahimahullahu berkata: ”Tidak ada di dunia ini seorang mubtadi’ (ahli bid’ah) pun kecuali akan membenci ahlil hadis. Jika seseorang mengada-adakan kebid’ahan nescaya akan dicabut kelazatan hadis dari hatinya.” (Aqidatussalaf wa Ashhabul Hadits hal. 300)

Abu Nashr bin Sallam Al-Faqih rahimahullahu berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dan lebih dibenci bagi orang-orang mulhid (sesat) daripada mendengarkan hadis dengan riwayat dan sanadnya.” (Aqidatus Salaf Ashhabil Hadits hal. 302)

Penutup

Sebagai nasihat dan peringatan untuk kita dan seluruh kaum muslimin, kami nukilkan beberapa ucapan para ulama dalam masalah ini:

Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullahu menyatakan: “Barangsiapa yang menolak hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi sa wallam, maka dia berada di pinggir jurang kehancuran.” (Thabaqat Al-Hanabilah, 2/11 dan Al-Ibanah, 1/269; lihat Ta’zhimus Sunnah hal. 29)

Al-Imam Al-Barbahari rahimahullahu menegaskan: “Jika engkau mendengar seseorang mencela riwayat-riwayat (yakni riwayat hadis yang sahih), menolaknya atau menginginkan selainnya, maka curigailah keislamannya dan jangan ragu kalau dia adalah pengekor hawa nafsu, ahlul bid’ah.” (Syarhus Sunnah hal. 51)

Abul Qashim Al-Ashbahani rahimahullahu menerangkan: Ahlus Sunnah dari kalangan salaf berkata: “Barangsiapa mencerca riwayat-riwayat hadis, maka selayaknya untuk dituduh keislamannya.” (Al-Hujjah fi Bayanil Mahajjah 2/248. Lihat Ta’zhimus Sunnah, hal. 29)

Al-Imam Az-Zuhri rahimahullahu –imamnya para imam pada zamannya- berkata: “Dari Allah Subhanahu wa Ta’ala keterangannya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyampaikannya, maka kewajiban kita adalah menerimanya.” (Aqidatus Salaf Ashhabil Hadits, hal. 249)

Beliau rahimahullahu berkata juga: “Diriwayatkan dari salaf bahawa kaki Islam tidak akan kokoh, kecuali di atas dasar at-taslim (yakni menerima dan tunduk pada seluruh ucapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, pent.).” (Aqidatus Salaf Ashhabul Hadits hal. 200). Wallahu a’lam.

Penulis: Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed
Disunting oleh: Abu Soleh
Sumber: http://asysyariah.com/print.php?id_online=590

No comments:

Post a Comment